Namun ternyata harga tiket pesawat untuk sampai ke tempat ini tidaklah murah, dan jalur penerbangannya pun harus dengan transit di kota lain. Selain itu, akomodasi dan rute perjalanan ke sana agak sulit untuk di-arrange sendiri.
Seperti biasa, berusaha mengajak teman untuk travelling bersama, dan sudah biasa pula kalau jadwalnya tidak pernah cocok, hehe… Waktu terus berlalu, sampai akhirnya saya memutuskan untuk tetap pergi.
Beruntung saya menemukan berbagai macam tawaran open trip di internet, dan akhirnya memilih satu diantaranya yakni Fun Adventure.
Saya memilih jadwal open trip tanggal 19-24 September 2017 dengan paket Sailing Komodo dan Overland Flores. Keberangkatan tanggal 17 September ke Labuan Bajo dan pulang dari Ende tanggal 25 September 2017. Cutinya 5 hari kerja, tapi liburannya bisa jadi 9 hari.
Saya daftar open trip bersama 2 orang teman saya, kami berangkat dan pulang bersama-sama. Di trip ini, kami bergabung bersama 12 orang lainnya. Sempat khawatir karena ini merupakan pengalaman pertama saya ikut open trip, namun ternyata orang-orangnya yang ikut asik banget, dan kami masih berteman hingga saat ini.
Karena liburannya cukup lama dan sangat banyak yang pengen diceritakan, jadi saya akan tulis dalam beberapa artikel. Di artikel ini saya akan share itinerary 9 hari 8 malam dan total biaya yang dikeluarkan, sedangkan detail liburannya menyusul dalam artikel berikut.
***
Berangkat dari Jakarta menuju Bali dengan pesawat AirAsia, dan kemudian melanjutkan penerbangan ke Labuan Bajo dengan pesawat baling-baling dari NAM Air. Tiba di Bandara Labuan Bajo sekitar jam 4 sore waktu setempat, kemudian dijemput oleh pihak Hotel Sunset Hill. Sore hari itu kami habiskan dengan menikmati pemandangan dari balkon kamar yang langsung menghadap ke pantai dan matahari terbenam.
Malam hari, kami makan di Kampung Ujung. Di sini kebanyakan restoran menyajikan seafood. Harganya terbilang tidak murah, namun juga tidak terlalu mahal. Jangan lupa nawar ya. Yang hobi foto, jangan lupa bawa kameranya, karena bisa foto-foto ikan yang dipajang dengan warna menarik.
Setelah itu kami kembali ke hotel dan menghabiskan malam dengan memandang bintang di langit.
Total Biaya Day 1 (IDR 2.179.000)
“Bangun tidur ku lihat laut, sungguh bahagianya hidup ini.” Fix alay! hahaha…
Naik bembem alias sepeda motor yang udah disewa sejak malam sebelumnya, kami berangkat menuju Goa Cermin. Karena sinyal GSM di sini rada susah, temen-temen saya yang cerdas itu sudah ready dengan GPS offline mode, jadi kami bisa berpergian dengan cukup tenang, walaupun ya kotanya juga tidak terlalu luas.
Kenapa namanya Goa Cermin? Karena pada jam 10 siang, ada sinar matahari masuk ke dalam goa dan memantulkan cahaya seperti cermin. Buat yang pengen kesini, usahakan di pagi hari supaya bisa melihat langsung sinar matahari itu.
Menurut teman saya yang penikmat kopi, kopi di sini enak. Dan yang terpenting, wifi-nya kenceng banget, dan juga tempat ini bagus untuk foto-foto narsis.
Sore hari kami pergi ke Bukit Cinta dan Bukit Sylvia. Di Bukit Cinta, biasanya banyak muda-mudi yang pacaran, makanya dinamakan Bukit Cinta. Sedangkan Bukit Sylvia, karena dekat dengan Sylvia Resort, dinamakan Bukit Sylvia.
Terus terang, tempat-tempat ini belum banyak pengunjungnya sehingga sangat nyaman sekali untuk dieksplorasi. Kami menghabiskan waktu hingga sunset di tempat ini. Pesan buat teman-teman, sebaiknya segera pulang ketika langit mulai gelap, karena cukup sulit turun dari bukit dan tidak ada penerangan sama sekali.
Makan malam kami di Le Pirate. Untuk design interior sangat menarik dan nyaman untuk nongkrong bersama teman, namun service-nya lamban, rasa makanannya sangat kurang, dan harganya cukup mahal.
Highlight:
Goa Batu Cermin, CAFÉ.IN.HIT Coffee shop, Bukit Cinta, Bukit Sylvia
Total Biaya Day 2 (IDR 315.000)
Tiba waktunya untuk memulai liburan dari paket wisata yang sudah kami bayar.
Kami dijemput di hotel, lalu diantar ke pelabuhan dan langsung naik ke kapal. Kami bertiga merupakan peserta yang pertama kali tiba di kapal. Sambil menunggu peserta lainnya, kami mondar-mandir untuk mengeksplor tata letak kapal dan juga foto-foto pemandangan dan kegiatan orang-orang di sekitar kapal.
Setelah semua peserta tiba di kapal, kami pun memulai perjalanan. Kami akan berlayar selama 3 hari 2 malam dan mengunjungi banyak pulau. Hari ini kami mengunjungi pulau Kanawa dan pulau Gili Lawa. Kami menikmati sunset dan bermalam di pulau Gili Lawa.
Selama di kapal, kami ditemani oleh 4 ABK (Anak Buah Kapal) dan 1 orang guide dari Fun Adventure.
Terus terang, di sini para ABK lebih banyak berperan membantu daripada guide. Para ABK ini yang menyediakan sarapan, makan siang, makan malam, dan cemilan untuk kami, dan juga mengantar kami turun ke darat menggunakan kapal kecil karena kapal utama tidak mungkin bisa menepi terlalu dekat ke daratan. Para ABK ini senantiasa membantu kami dan menyediakan apapun yang kami butuhkan.
Don’t judge the book by its cover.
Istilah ini pas digunakan saat kalian bertemu mereka dan tahu bahwa merekalah yang akan memasak makanan selama perjalanan di kapal. Awalnya saya pikir, makanan di kapal akan sangat simpel dan asal layak untuk dimakan.
Namun ternyata saya salah, makanan yang dihidangkan rasanya tidak kalah dengan rasa masakan di restoran ternama, dan juga sangat bervariasi, pastinya melebihi kemampuan memasak saya.
Highlight:
Pulau Kanawa, Gili Lawa
Total Biaya Day 3 (IDR 4.050.000)
Kegiatan hari ini diawali dengan hiking ke salah satu bukit di pulau Gili Lawa untuk menikmati sunrise. Lalu dilanjutkan ke Manta Point, tempat yang dideklarasikan untuk melihat Manta berkeliaran. Abis puas kejar-kejaran sama Manta, next stop adalah pulau Gosong, Pink beach, pantai Namo, dan akhirnya bermalam di sekitar pulau Padar.
Destinasi yang ditunggu-tunggu sejak awal akhirnya dikunjungi juga, pulau Padar.
Nggak seperti penampakan di foto-foto orang selama ini, yang sepi dan nggak ada pengunjungnya, justru kebalikannya, ramai banget dan harus antri untuk foto di spot tertentu. Untuk naik dan turun ke puncak bukit juga butuh perjuangan. Tapi worth it kok dengan pemandangan yang disajikan alam buat kalian, hehe…
Destinasi berikutnya adalah pulau Rinca, nah di sini lah saya akhirnya bisa melihat komodo hidup secara langsung. Komodonya gede banget, beratnya bisa mencapai 100 kg. Di sini mereka berkeliaran dan hidup bebas, jadi hati-hati kalo kesini, kalian harus ditemani oleh Ranger (guide).
Pulau terakhir yang kami kunjungi adalah pulau Kelor. Pulaunya kecil, sepi, tapi panasnya luar biasa, pastiin sunblock sudah on point ya guys. Setelahnya kami kembali ke kota Labuan Bajo dan menginap di L Bajo Hotel dan makan malam di Kampung Ujung, tempat yang sama saat kami pertama kali tiba.
Highlight:
Pulau Padar, Pulau Rinca, Pulau Kelor
Total Biaya Day 5 (IDR 100.000)
Masih dalam kondisi setengah oleng, karena kelamaan di kapal jadi sering berasa masih goyang hehe.. Subuh sekitar jam 3 pagi, kami melanjutkan perjalanan darat menuju Manggarai Barat, ke desa Denge untuk berikutnya hiking menuju desa adat Waerebo.
Mobil Elf yang kami tumpangi berhenti di desa Kombo. Desa ini bisa dibilang versi moderen dari desa Waerebo, tempat anak-anak kecil keluarga dari desa Waerebo bersekolah.
Dari sini, kami naik ojek sekitar 2 km dengan membayar Rp 25.000 sekali jalan. Ojek akan mengantarkan kita sampai ke titik awal pendakian ke desa adat Waerebo. Jarak pendakian kurang lebih 5 km.
Kami bermalam di desa Waerebo, di salah satu rumah warga yang memang dikhususkan untuk tamu.
Pagi ini kami punya waktu bebas untuk berkeliling di sekitar desa adat Waerebo. Mengambil foto dari atas sehingga dapat terlihat ke-7 rumah adat tersebut. Kami sempat berinteraksi dengan pak Alex sebagai ketua desa. Beliau sangat ramah kepada semua pengunjung yang ingin berbincang dan berfoto bersama. Kami juga sempat bercanda dengan anak-anak kecil dan ibu-ibu yang ada di sana.
Sangat menyenangkan bisa berada di sini. Namun sayangnya waktu kami tidak banyak, kami harus segera turun karena akan melanjutkan perjalanan ke Ende untuk melihat Danau Kelimutu.
Kami kembali makan siang di Waerebo Lodge. Di sini kami juga mengambil kesempatan untuk mandi karena memang cuaca sangat panas sehingga membuat kami berkeringat.
Dari sini kami menuju perkotaan untuk melihat sawah yang bentuknya seperti spider web, atau sering disebut Sawah Lingko. Istirahat dan makan malam di Spring Hill resto sebelum melanjutkan perjalanan darat menuju Ende. Kami bermalam di mobil.
Total Biaya Day 7 (IDR 210.000)
Akhirnya tiba di Danau Kelimutu, walaupun dengan kondisi kurang fit karena tidak bisa istirahat sepenuhnya di sepanjang perjalanan menuju kemari.
Danau Kelimutu sering disebut Danau Tiga Warna karena memiliki 3 warna berbeda, yakni merah, biru, dan putih.
Perjalanan dilanjutkan menuju museum Bung Karno, namun sayang sekali museum tersebut tutup di hari Minggu, sehingga kami akhirnya pergi ke Taman Bung Karno. Taman ini merupakan tempat merenung Bung Karno saat Beliau diasingkan. Di sini, Bung Karno berpikir mengenai perlu adanya dasar negara yang dapat mengakomodir berbagai keragaman di Indonesia, hingga akhirnya terwujudlah Pancasila.
Akhirnya berakhirlah perjalanan bersama Fun Adventure. Setelah makan siang terakhir, peserta diantar menuju bandara Ende, kecuali bagi peserta yang extend, termasuk saya, kami diantar menuju hotel masing-masing.
Saya dan kedua rekan saya menginap di Dasi Guesthouse. Tempatnya cukup bagus dan harganya murah. Cukup untuk beristirahat 1 malam saja menunggu penerbangan pulang keesokan harinya.
Kota Ende terbilang sepi dibandingkan dengan Labuan Bajo. Kendaraan umum di sini hanyalah angkot, dan tentu saja kami tidak tahu rutenya. Jadi kami yang masih tersisa, sekitar 10 orang, memutuskan untuk men-carter angkot untuk berkeliling kota Ende, sekaligus makan malam. Kami ke Depot Pantai Ria untuk minum es campur dan makan pisang goreng, belanja oleh-oleh kripik singkong Madani, dan makan malam di Pari Karo.
Highlight:
Danau Kelimutu, Museum Bung Karno,
Total Biaya Day 8 (IDR 265.000)
It’s time to go back.
Penerbangan dari bandara Ende menuju Jakarta, transit di Kupang. Sempat keluar bandara untuk makan siang di restoran Se’I babi Aroma dan chill out di Beer and Barrel sambil menunggu penerbangan lanjutan menuju Jakarta.
Dan akhirnya berakhirlah liburan kali ini.
Total Biaya Day 9 (IDR 1.822.000)
Total biaya yang saya pribadi keluarkan adalah Rp 9.131.000,- all in.
Saya sangat menikmati liburan ini karena pemandangan alamnya yang luar biasa indah. Saya juga mempelajari sejarah dan budaya dari tempat-tempat yang saya kunjungi. Tak lupa, belajar menghargai dan mensyukuri ciptaan Tuhan.
wah keren banget mba lynn, saya jadi kangen pengen balik lagi ke pulau komodo
yap keren banget memang alam Indonesia 🙂
Mba, untuk penginapannya on the spot atau booking dlu ya? saya cek lagi pada full kayaknya.
Saya reservasi lewat aplikasi Agoda, mungkin memang semakin banyak turis yang datang jadi hotelnya penuh.
jadi kangen overland flores lagi setelah baca cerita ini..
Terima kasih banyak… cerita ceritanya sangat meng inspirasi aku….
Apalagi travel tips nya yg ke Korea, Taiwan dan Flores…. Impian aku bangettt
Hahaha makasih banyak. Senang bisa berbagi informasi dan menginsprirasi banyak orang 🙂
Recommended sekali… boleh minta Travel agensi ny dari mana mbak???
Halo.. Saya waktu itu join dengan fun adventure 🙂
Terima kasih untuk sharringnya Mbak. Travel agent Fun adv rekomen nggak mbak?
Sama-sama.
Sepertinya Fun Adventure ini kerjasama lagi sama tur lokal untuk pelaksanaannya, cuma so far 3 kali sama Fun Adventure sih okay-okay aja hehe..
Kuy buruan ke Labuan Bajo, lagi banyak promo tiket nih hehe..
permisi, boleh nanya tidak, itu hari pertama (tiket pesawat) sudah termasuk 3 orang atau per orang?
Untuk tiket pesawat per orang ya. Saat ini sudah ada lebih banyak maskapai ke Labuan Bajo, jadi harganya lebih kompetitif.
Selamat berlibur 🙂
Haloo lyn, untuk explore endenya apakah menggunakan trip dari fun adventure juga?
Hi Siva,
Paket dari Fun Adventure hanya sampai museum Bung Karno saja, setelahnya explore sendiri.
Thanks.
hallo Lyn, bisakah memberi informasi waktu terbaik berkunjung ke Flores, dan sekitarnya?
Halo Pin Lan,
Sebenarnya Flores selalu indah untuk dikunjungi kapanpun. Apabila dikunjungi saat musim hujan yakni bulan Jan – Juni, kamu akan melihat pemandangan rumput bernuansa hijau, sedangkan apabila di musim kemarau, rumputnya akan bernuansa coklat karena sudah mulai kering. Tergantung preferensi lebih suka yang seperti apa, selain itu pemandangannya tetap bagus.